Daftar Isi [Tampilkan]
Indonesia mempunyai banyak beragam budaya turun temurun, salah satunya yaitu batik. Sebenarnya pengertian dari batik sendiri itu sangat beragam, ditambah lagi asal muasal adanya batik yang cukup panjang membuat pandangan dari batik berbeda-beda apalagi ada hubungan batik dengan orang Eropa. Dilihat dari tadi pastilah batik mempunyai makna bagi semua orang. Ternyata batik mempunyai beragam jenisnya, mulai dari batik tulis, batik cap, dll. Agar lebih mengetahui apa itu batik, mari simak artikel ini sampai habis.
Pengertian Batik
Banyak masyarakat Indonesia yang masih belum paham apa arti batik sesungguhnya. Batik, merupakan proses pewarnaan kain yang menggunakan canting dan lilin malam untuk membuat lukisan yang berseni diatas kain mori. Asal muasal kata batik, berasal dari kata amba dan tik, yang merupakan Bahasa jawa. Sehingga, pada jaman dahulu, batik lebih dikenal dengan sebutan ambatik ketimbang batik.
Pengertian Batik Secara Umum :
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
Mbatik lebih condong kepada teknik membatik dengan melukis titik-titik yang sangat rumit, sehingga proses membatik dengan hanya cap saja tidak bisa disebut sebagai mbatik. Ditambah lagi kata mbatik tercipta pada saat teknik batik cap belum ada. Ada juga yang mengatakan kalau batik berasal dari kata titik dan ditambahkan awalan mba, yang kemudian menjadi kata mbatik.
Meski teknik membatik menggunakan canting adalah awal mula dari pewarnaan kain, namun seiring perkembangan zaman, metode pembuatan batik berkembang menjadi cap, cetak dan printing. Selain itu, ada juga teknik membatik menggunakan kuas, namun di lapangan jarang yang mempraktekkan teknik ini.
Asal Muasal Batik
Tidak ada yang mengetahui pasti tentang sejarah batik, namun teknik pewarnaan batik sudah tercipta di Timur Tengah, Asia Tengah dan India sejak 2000 tahun yang lalu.
Di jaman mesir kuno, mumi yang dibungkus dengan kain linen diwarnai dengan teknik membatik. Sebelum mumi dibungkus, kain linen dilapisi dengan cairan lilin yang kemudian ditorehkan dengan jarum, pisau atau benda tajam lainnya untuk menorehkan motifnya.
Setelah itu, kain dicelup ke berbagai macam warna untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Pada saat warna sudah meresap, kain linen direbus dengan tujuan melunturkan lilinnya. Bagian yang tidak dilapisi lilin akan berwarna sesuai dengan pewarnaan, dan yang terlapisi akan memiliki warna asli kain linen. Bisa dibilang ini mirip sekali dengan teknik membatik di Indonesia.
Pada masa Dinasti Tang (618 M – 690 M), teknik yang serupa dengan membatik juga sudah sering ditemukan, pun pada Dinasti Sui (581 M – 618 M) teknik ini sudah tidak asing lagi. Dikarenakan pada dasarnya Cina merupakan bangsa yang merantau, teknik ini kemudian “menular” ke benua lain seperti Asia, Amerika, dan juga Eropa.
Terdapat hipotesa bahwa teknik membatik berasal dari Bangsa Sumeria (Saat ini Irak Selatan). Teknik tersebut, konon dibawa oleh pedagang India ke Indonesia, tepatnya Jawa, pada abad ke-6 dan sejak saat itu disebarluaskan dan dikembangkan oleh masyarakat setempat.
Menurut buku Fabric of Enchantment: Batik from the North Coast of Java (1996) karya Rens Heringa, batik pertama kali ada di Indonesia pada tahun 700-an. Pengenalan batik dilakukan oleh orang India. Yaitu ketika Raja Lembu Amiluhur, atau disebut juga Jayanegara yang merupakan raja dari kerajaan Jenggala pada saat itu, menikahkan putranya dengan seorang putri asal India.
Namun sayangnya tidak ada catatan pasti atau dokumentasi sejarah yang eksak tentang daerah asal muasal batik, ataupun penemunya pertama kali. Sehingga kita hanya dapat menyimpulkan, bahwa teknik batik tidak asli berasal dari Indonesia. Namun teknik dan karya batik sendiri paling berkembang pesat di tanah air, sehingga pada tahun 2009, UNESCO menetapkan bahwa batik adalah warisan non-bendawi umat manusia yang berasal dari Indonesia.
Hubungan Batik dan Orang Eropa
Dalam buku Sir Thomas Stamford Raffles yang berjudul “History of Java” (London, 1817) pertama kali bercerita tentang batik kepada seluruh dunia. Di dalamnya terdapat setidaknya 100 batik yang ia pernah saksikan sendiri, juga dengan teknik pembuatannya. Namun pada saat ini, sayangnya koleksi tersebut hanya tertinggal 2 buah saja, yang mana keduanya bisa dilihat di Museum of Mankind di London
Di sisi lain, pada tahun 1873, seorang saudagar Belanda bernama Van Rijekevorsel, menghibahkan batik yang Indonesia-nya kepada museum etnik di Rotterdam. Batik tersebut kemudian dipamerkan pada Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, dan memukau masyarakat luas dan seniman pada saat itu. Hal ini merupakan bukti bahwa batik dianggap sebagai seni yang bernilai tinggi oleh kalangan Eropa.
Makna Batik
Batik merupakan sebuah kesenian yang memiliki makna tersendiri. Kain berwarna tersebut, bukanlah hanya sekedar torehan yang dibuat oleh para pembatik. Salah satu makna yang dalam adalah pada saat Indonesia belum merdeka. Terdapat daerah-daerah pusat perbatikan yang menjadikan batik sebagai alat perjuangan ekonomi dalam melawan perekonomian Belanda. Sehingga disini batik memiliki makna yang sangat dalam, untuk memerdekakan sebuah bangsa dari penjajahan.
Di setiap daerahnya, batik memiliki motif yang berbeda-beda dan juga makna yang berbeda pula. Pelopor seni batik Kusradji K. berpendapat kalau batik tidak hanya sekedar gambar pada sebuah kain saja. Menurutnya, batik merupakan seni yang unik karena tidak ada batik yang memiliki makna yang sama.
Makna tersebut bisa sudah cukup dikenal, seperti batik Kawung yang maknanya adalah penjelasan tentang itikad yang bersih merupakan sebuah ketetapan hati yang orang lain tak perlu mengetahui.
Atau makna tersebut bisa implisit, seperti sebuah pesan yang tersembunyi dalam gambar. Karena motif – motif batik tersebut tidak lepas dari pandangan hidup pembuatnya, dan pemberian namanya pun lekat dengan sebuah harapan.
Adapun motif batik yang dibuat dengan latar belakang campur tangan sejarah. Seperti batik Hokokai yang dipengaruhi oleh penjajah jepang di Indonesia. Sehingga motif tersebut menyimpan sebuah cerita.
Jenis-Jenis Batik Berdasarkan Cara Pembuatan
Terdapat beberapa metode pembuatan batik yang umum kita dengar. Mereka adalah tulis, cap, cetak sablon, dan cetak mesin. Hanya dengan mendengar namanya saja, pasti anda sudah memiliki bayangan tentang bagaimana cara produksi batik dengan metode-metode tersebut. Mari kita mulai dengan yang paling orisinal, yakni batik tulis.
1. Batik Tulis
Batik tulis merupakan batik dengan nilai seni yang paling tinggi hal ini disebabkan oleh tidak adanya satu pun batik tulis di dunia ini yang sama persis. Mungkin mirip, namun tidak mungkin sama.
Ini disebabkan oleh tingkat buatan tangan yang sangat tinggi. Batik ini 100% dibuat menggunakan canting dan tangan. Bahkan bila ada motif berulang, maka motif ini digambar berulang kali menggunakan tangan. Sehingga memerlukan konsentrasi yang tinggi untuk menciptakan batik yang indah dan rapi.
Meski begitu, pasti akan ada kesalahan-kesalahan yang terjadi saat penggambaran. Kesalahan inilah yang dianggap sebagai nilai seni. Kesalahan ini tidak akan terjadi kedua kalinya pada pembuatan batik selanjutnya, setiap batik memiliki “cacat” yang berbeda.
2. Batik Cap
Pada abad ke-19, permintaan batik dipasaran meluap tajam. Produsen batik mencari-cari cara untuk memenuhi permintaan yang meningkat tajam tersebut agar bisa memproduksi batik dengan lebih cepat dengan jumlah banyak.
Kemudian terciptalah metode batik cap, dimana lempengan besi atau tembaga yang bermotif digunakan untuk membubuhkan malam atau lilin diatas permukaan kain Mori. Dan metode penggunaan lempengan ini akhirnya sampai sekarang disebut dengan cap, sehingga jadilah nama batik cap.
Biasanya batik cap memiliki motif yang berulang, dan relatif tidak serumit batik tulis. Meski demikian, batik cap masih dianggap batik yang kualitasnya sangat baik. Batik cap masih menggunakan malam dalam proses pembuatannya, sehingga masih dianggap sebagai batik yang authentik.
3. Batik Cetak Sablon
Batik cetak ini adalah yang kualitasnya paling rendah dibanding batik cap dan tulis. Perlu diingat bahwa batik cetak berbeda dengan batik cetak mesin. Pada metode cetak sablon, sebenarnya yang mengerjakan batiknya tetap manusia. Bukan mesin.
Namun orang-orang sering tertukar antara batik cetak sablon dan batik print. Batik cetak lebih mirip dengan batik cap. Karena prosesnya yang menggunakan cetakan nerukuran besar bernama plangkan dan rakel. Yaitu alat yang biasa digunakan untuk menyablon kaos. Namun proses pengerjaanya lebih mudah, dan tanpa menggunakan malam.
Pembuatan batik dengan metode ini bisa memproduksi batik dengan sangat cepat. Namun karena lilin malam tidak lagi digunakan dan tingkat kerumitan yang rendah, batik ini memiliki nilai yang jauh dibawah batik cap dan batik tulis. Dan karena jauh lebih mudah dalam pembuatannya, batik ini juga biasa disebut sablon.
4. Batik Cetak Mesin
Presisi yang sangat tinggi. Inilah kesan yang akan anda dapatkan ketika melihat batik jenis ini. Batik yang dihasilkan oleh cetakan mesin akan memiliki karakteristik motif tanpa cacat, kesempurnaan. Kalau ada cacat, kemungkinan besar ini adalah cacat yang dibuat-buat.
Batik yang biasa disebut batik print ini, tidak memiliki campur tangan manusia sama sekali pada proses pembuatannya. Hanya mesin saja. Sehingga bila dilihat nilai keseniannya, hampir tidak ada. Batik ini memang khusus dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang meluap-luap tajam, serta menargetkan lebih banyak kalangan. Dimana batik ini memiliki harga yang sangat murah, berkisar pada harga 50.000 - 150.000 Rupiah.
Nah jadi itulah sedikit pengetahuan yang dapat kami bagi kepada Anda sekalian. Kami berharap bahwa pengetahuan tentang batik ini dapat berguna kelak. Kalau bukan kita yang melestarikan budaya batik Indonesia, lantas, siapa lagi? Salam!
Komentar
Posting Komentar